Di Manakah Batas Luar Angkasa Dimulai ?

Berawal dari kemarin lihat komen youtube yang bilang kalau dia ngga percaya 'luar angkasa' itu ada (ngga tau juga dapet teori darimana, apa dikira bulan, matahari, dan planet-planet di tata surya itu gantungan buatan NASA kali hehe), aku jadi bertanya-tanya sebenarnya apa sih luar angkasa itu dan dimana batas luar angkasa dimulai kalo dari permukaan bumi. Apakah langit itu sudah masuk luar angkasa ? Atau bagaimana ? Hmm menarik untuk dibahas !

sumber : Jonathan Knowles / Getty Images

Luar angkasa atau antariksa atau space adalah suatu ruang hampa atau lebih tepatnya 'kekosongan' yang terhampar diantara benda-benda kosmik. Nah, dimana sih sebanrnya batasan antariksa ini dimulai ? Hmm ternyata penetapan batas antariksa masih menjadi perdebatan di forum internasional dikarenakan belum adanya jawaban yang mutlak. Namun, ada beberapa pendapat yang mungkin bisa kita jadikan acuan untuk menetapkan batasan luar angkasa.

Seorang fisikawan asal Hungaria bernama Theodore von Kármán menetapkan batas ketinggian dimulainya luar angkasa di titik 100 kilometer di atas permukaan Bumi. Batas ketinggian disebut sebagai Garis Kármán. Theodore von Kármán menentukan batas ini berdasarkan pada penelitiannya yang menemukan bahwa pada ketinggian tersebut hukum alam terkait aeoranautika tidak lagi berlaku.

Penetapan Garis Kármán didukung oleh seorang peneliti NASA, Paul Newman yang menambahkan bahwa di atas ketinggian lebih dari 100 km dari permukaan Bumi, unsur-unsur gas seperti nitrogen dan oksigen mengalami pemisahan molekul sehingga menandakan ruang yang hampa udara. NASA kemudian menyebut fenomena pemisahan molekul ini sebagai "homopause".

Selain Garis Kármán, ada juga anggapan umum yang menyatakan bahwa batas akhir atmosfer adalah titik mulai dari antariksa. Atmosfer sendiri terdiri dari lima lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Para ilmuwan memiliki pendapat yang beragam terkait batas atmosfer. Ketebalan rata-rata dari total atmosfer Bumi mencapai ketinggian sekitar 480 km di atas permukaan Bumi, di mana oksigen menjadi sangat tipis jika melebihi dari batas ketinggian ini. Namun, eksosfer memiliki ketinggian hingga sekitar 10.000 km di atas permukaan laut. Dari sini bisa diketahui adanya selisih yang sangat jauh antara batas ketinggian seperti ditetapkan dalam Garis Kármán dengan batas akhir atmosfer Bumi.

Lantas bagaimana dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang terbang di ketinggian sekitar 408 kilometer dari permukaan Bumi. Apakah ISS bukan merupakan wahana luar angkasa karena masih berada di dalam atmosfer bumi ?

Pembahasan mengenai batas wilayah antariksatidak berhenti di pendekatan saintifiknya saja, melainkan dibutuhkan pendekatan fungsional, yang menekankan pada sifat dan fungsi dari program keantariksaan. Contohnya adalah dengan adanya istilah "sub-orbital spaceflight" dan "low-Earth orbit spaceflight", di mana wahana-wahana antariksa yang termasuk dalam dua kategori itu, seperti ISS dan Soyuz 18-a, dianggap sebagai wahana antariksa meskipun ketinggian terbangnya tidak melewati batas maksimal atmosfer. Hal ini kemudian menjadi solusi dari berbagai permasalahan yang terkait dengan pembatasan antariksa. 

Negara-negara di dunia memiliki pegangan yang berbeda akan batas antariksa, sebagian menggunakan batas akhir atmosfer dan sebagian lagi mengandalkan Garis Kármán. Hingga saat ini belum ada kesepakatan mutlak terkait batas luar angkasa.

Sumber :
https://www.suara.com/tekno/2018/10/06/150000/di-manakah-batas-antariksa-dimulai
https://www.infoastronomy.org/2018/10/di-mana-batas-antariksa-dimulai.html

Comments

Popular posts from this blog

Kasus-Kasus Biopiracy yang Pernah Terjadi di Dunia

Materi Partikulat / Particulate Matter (PM)

Meniru Teknologi Alam melalui Biomimikri