Hal-Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Teknologi Nano

Tahu ngga sih apa yang ukurannya sangat kecil sampe ngga bisa dilihat mata manusia tapi canggih banget karena bisa ngejalanin smartphone-mu atau bahkan bisa nyembuhin kanker ? Yup, jawabannya adalah teknologi nano. Ngerasa ngga sih seberapapun kita sering denger tentang teknologi nano, tapi teknologi ini tetep terasa misterius bagi kita. Kita ngga bisa melihat teknologi nano, bahkan mendengarpun juga ngga bisa. Ilmuwan sih bilang kalo teknologi ini bisa jadi obat di masa depan, lantas apakah benar sesuatu yang ukurannya kecil banget ini bisa menyelamatkan kehidupan manusia ? Atau apakah sebenarnya kita tuh udah menggunakan teknologi ini di kehidupan sehari-hari namun kita ngga sadar ? Bagaimana sih sebenarnya perkembangan teknologi nano ? Apa sebenarnya masa depan itu ya generasi kita saat ini namun kita ngga menyadarinya ? Jawabannya mungkin bisa iya. Teknologi nano udah ada di produk-produk yang kita konsumsi sehari-hari, digunakan dalam perawatan medis, di industri makanan, dan banyak hal lainnya. Faktanya, semakin sulit untuk mengetahui seberapa berkembangnya teknologi nano ini dan juga sebenarnya kita sama-sekali belum menyentuh potensi sesungguhnya dari teknologi nano. Banyak terobosan-terobosan terbaru yang masih perlu diteliti di laboratorium dan hanya produk teknologi nano yang sederhana saja yang sudah dirilis ke pasar publik. Nah kuy kita bahas hal-hal yang harus kamu tahu tentang teknologi nano !

1. Teknologi nano mungkin akan menyelamatkan hidupmu


sumber : visualsonline.cancer.gov

Area penggunaan teknologi nano yang mungkin paling ditunggu-tunggu keberhasilannya adalah penggunaan teknologi nano untuk penyembuhan / pengobatan berbagai macam penyakit yang menyerang manusia. Salah satu penyakit yang sampai saat ini masih sulit disembuhkan dan banyak merenggut nyawa manusia adalah penyakit kanker. Alhamdulillah, berbagai penelitian untuk penyembuhan kanker dengan menyerang tumor pada level seluler telah banyak dilakukan. Penelitian oleh ilmuwan dari Universitas Northwestern yang menggunakan nano partikel emas menunjukkan hasil yang menjajikan terhadap berbagai jenis kanker. Partikel akan dikirim ke area tumor lalu partikel tersebut bisa memanasakan sel tumor ketika ditembakkan laser inframerah.

Memang yang menjadi halangan dari treatment ini adalah bagaimana mengarahkan partikel nano ke sel-sel ganas sementara juga harus menghindari sel-sel yang masih sehat. Jika sistem pengiriman sel ini bisa ditemukan solusinya (tentu bukan hal yang mudah), partikel ini bisa menjadi cara baru pengobatan kanker noninvasif yang dapat membunuh sel-sel tumor tanpa perlu proses bedah. Dokter dapat menangani kanker otak tanpa harus memasuki tengkorak pasien atau menangani kanker paru-paru tanpa perlu membedah dada pasien.

2. Kamu mungkin sedang menyentuh teknologi nano sekarang


sumber : Getty Images

Kalau kamu lagi pegang smartphone atau komputer, besar kemungkinan kamu lagi pake teknologi nano lho saat ini. Komponen prosesor dan memori yang dibuat pake teknologi nano tuh sangat umum dan juga biasanya perangkat tersebut pake suatu lapisan anti mikroba di keyboard, mouse, dan casing.

Dalam beberapa tahun kedepan, mungkin kita bisa mulai melihat kristal photonik yang dapat memudahkan kita melihat layar tablet di bawah sinar terik matahari dengan mengubah warna yang direfleksikan oleh cahaya matahari, bukan lagi dengan mengandalkan cahaya yang diproyeksikan oleh perangkat. Organic light-emitting diodes (OLEDs) mungkin bakal menggantikan liquid crystal display (LCD) sebagai standard universal buat layar smartphone. Dan mungkin sebuah lapisan tipis dan jernih dari partikel nano bisa menyelamatkan smartphonemu dari kerusakan akibat terkena percikan air atau bahkan akibat tercebur ke kolam. Dalam waktu dekat ini, mungkin smartphone-mu bisa berjalan tiga kali lebih lama dalam satu kali pengecasan hanya dengan rambut kecil bernama nanowhiskers yang ditempatkan pada baterai perangkat-mu. 

3. Kamu mungkin sudah pernah mengenakan teknologi nano


sumber :sustainable-nano.com

Sejak awal 2000-an, industri fashion telah mengembangkan teknologi nano pada kain. Ngga peduli seberapa besar ketidakpedulian publik terhadap smartphone yang bisa di-charge pake kaos khusus, tapi ide-ide kaya gitu tetap dilontarkan mana-mana. Sebenarnya, gagasan generator piezoelektrik memang memiliki beberapa keunggulan loh. Bayangkan punya tenda yang dapat menghasilkan listrik yang cukup dari angin untuk mengisi daya senter LED. Atau kapal yang bisa mengisi ulang baterainya dengan setiap lipatan layarnya? Nah, masuk akal kan pengembangan teknologi nano pada kain.

Namun ada juga kontroversi terkait teknologi nano ini, salah satunya adalah partikel nanosilver pada pakaian yang digunakan untuk membunuh bakteri penyebab bau sehingga cocok untuk digunakan saat olahraga. Namun, ternyata nanosilver membunuh semua jenis bakteri tanpa tebang pilih (bakteri baik sekalipun) dan dapat menyebabkan kelahiran yang cacat pada ikan dan organisme air lainnya . Jadi, mencuci produk yang mengandung nanosilver bisa menyebabkan dampak serius pada lingkungan.

4. Teknologi nano biasanya berbentuk biomimikri


sumber :science101.com

Selama bertahun-tahun, industri tekstil telah berusaha mengembangkan kain tahan noda yang efektif. Nah ketika mereka mulai pake nanowhisker, semua tetesan dan tumpahan air itu benar-benar ngga meresap. Sama kaya tetesan air hujan yang menggelinding di daun talas. Nah, memang teknologi nano itu biasanya mengadopsi dari apa yang telah ada di alam.

Produk dari tim peneliti Robert Full di Berkeley juga mengembangkan alat agar manusia bisa berjalan di dinding. Saat mempelajari jari-jari kaki tokek, mereka menemukan bahwa setiap jari kaki ditutupi oleh rambut-rambut berukuran nano, meskipun ini sangat kecil dan banyak sehingga mereka menggunakan gaya van der Waals (adhesi antar molekul) untuk menempel pada permukaan yang halus. Robert Full, seorang ahli biologi meniru bulu tokek dan mampu membuat pads yang memungkinkan pendaki manusia untuk mengukur sisi bangunan.

Kita baru mulai mengeksplorasi kemungkinan yang bisa diciptakan dari teknologi nano, dan perkembangan di masa depan bisa datang langsung dari alam. Hal yang sulit adalah merancang produk yang melengkapi alam, bukan malah membahayakannya.

5.Mungkin makanan dan produk yang kamu konsumsi menggunakan teknologi nano


sumber : BELGAIMAGE/Science 

Makanan adalah area di mana banyak orang tidak setuju dengan penerapan teknologi nano. Banyak orang akan membayar mahal hanya untuk memastikan bahwa bahan makanan mereka tumbuh secara organik.  Tapi coba mari kita lihat beberapa aplikasi praktis teknologi nano dalam makanan dan bahan habis pakai lainnya.

Pengemasan makanan dengan teknologi nano memungkinkan makanan bertahan lebih lama dengan membuat segel yang lebih kedap udara atau bahkan membunuh bakteri dalam sistem penyimpanan. Banyak lemari es di pasaran yang menggunakan pelapis nanosilver untuk membunuh bakteri .

Banyak hal dapat dilakukan pada makanan di tingkat atom dan molekuler untuk mengubah rasa, penampilan, dan nutrisinya. Para peneliti mengatakan ini berarti makanan hasil rekayasa genetika (GMO) akan menawarkan nilai gizi lebih dalam paket yang menarik (bisa dimanfaatkan untuk daerah miskin di dunia yang belum mendapatkan pasokan makanan yang memadai). Walaupun banyak sekali yang menentang pengembangan makanan hasil rekayasa ini.

Teknologi nano dapat memperbaiki cara pengobatan suatu penyakit, seperti diabetes. Nanotube suatu hari nanti bisa menggantikan tes darah pinprick, dan partikel nano dalam kedokteran dapat direkayasa untuk melepaskan obat-obatan hanya ketika kadar gula darah berada pada level yang perlu untuk ditangani. Walaupun ilmuwan masih belum mencapai titik tersebut, tetapi ide-ide tersebut sangat menjanjikan bagi siapa pun yang kondisi medisnya memerlukan dosis obat yang konstan, seperti pasien HIV hingga penderita migrain.

Sumber :
https://electronics.howstuffworks.com/everyday-tech/5-things-you-should-know-about-nanotechnology.htm

Comments

Popular posts from this blog

Kasus-Kasus Biopiracy yang Pernah Terjadi di Dunia

Materi Partikulat / Particulate Matter (PM)

Meniru Teknologi Alam melalui Biomimikri