Inovasi - Inovasi yang Dikembangkan SpaceX untuk Misi ke Luar Angkasa
SpaceX adalah perusahaan yang bergerak dibidang perjalanan luar angkasa. SpaceX secara aktif mengembangkan beberapa program penelitian dan pengembangan yang berbeda. Program yang paling terkenal adalah yang program untuk mengembangkan kendaraan peluncuran yang dapat digunakan kembali, sistem transportasi antarplanet dan jaringan telekomunikasi global.
sumber : SpaceX Flickr |
Reusable Launch System atau Sistem Peluncuran yang Dapat Digunakan Kembali
Sistem Reusable Launch milik SpaceX diperkenalkan kepada publik pada tahun 2011 dan fase desain sistemnya selesai pada bulan Februari 2012. Sistem tersebut dapat mengembalikan roket Falcon 9 tahap pertama ke lokasi pendaratan yang telah ditentukan sebelumnya hanya dengan menggunakan sistem propulsi sendiri. Program pengujian aktif SpaceX dimulai pada akhir 2012 dengan menguji aspek ketinggian dan aspek kecepatan rendah dari teknologi pendaratan. Grasshopper dan Falcon 9 Reusable Development Vehicle (F9R Dev) adalah roket reusable eksperimental untuk mendemonstrasikan teknologi yang melakukan lepas landas dan mendarat secara vertikal.
Aspek high-velocity dan high-altitude dari teknologi pengembalian atmosfer booster mulai diuji pada akhir 2013 dan terus berlanjut hingga 2018, dengan tingkat keberhasilan 98% hingga saat ini. Akibat tujuan Elon Musk menciptakan kendaraan peluncuran yang lebih hemat biaya, SpaceX menyusun metode untuk menggunakan kembali tahap pertama roket utama mereka, Falcon 9 dengan mencoba pendaratan vertikal propulsif pada permukaan padat. Setelah perusahaan menentukan bahwa pendaratan lunak dapat dilakukan dengan mendarat di atas Samudra Atlantik dan Pasifik, mereka mulai melakukan upaya pendaratan pada platform yang solid. SpaceX menyewa dan memodifikasi beberapa tongkang di laut untuk digunakan sebagai target dari Falcon 9, mengubah tongkang-tongkang menjadi autonomous spaceport drone ships (ASDS). SpaceX mencapai pendaratan pertama dan recovery tahap pertama yang sukses pada Desember 2015. Pada April 2016, booster tahap pertama pertama berhasil mendarat di ASDS.
SpaceX terus melakukan pendaratan tahap pertama pada setiap peluncuran orbital sesuai dengan kapasitas bahan bakarnya. Pada Oktober 2016, setelah pendaratan yang sukses, SpaceX menawarkan pelanggan mereka diskon harga sebesar sepuluh persen jika mereka memilih untuk menerbangkan muatan mereka pada Falcon 9 tahap pertama yang di-reuse. Pada 30 Maret 2017, SpaceX meluncurkan Falcon 9 untuk misi SES-10. Ini adalah pertama kalinya peluncuran ulang roket orbital pembawa muatan kembali ke angkasa. Roket tahap pertama ditemukan mendarat di ASDS 'Of Course I Still Love You' di Samudra Atlantik, juga menjadikannya pendaratan pertama roket kelas orbit yang reusable. Elon Musk menyebut pencapaian itu sebagai "tonggak sejarah yang luar biasa dalam sejarah perjalanan luar angkasa".
Sistem Transportasi Antarplanet
SpaceX sedang mengembangkan sistem super-heavy lift launch yang dinamakan Starship. Starship adalah kendaraan luar angkasa tahap kedua yang sepenuhnya dapat digunakan kembali dan dimaksudkan untuk menggantikan semua perangkat keras kendaraan peluncuran perusahaan yang ada pada awal tahun 2020. Kendaraan ini dilengkapi juga dengan infrastruktur darat untuk peluncuran cepat dan peluncuran ulang dan teknologi transfer propelan gravitasi nol di orbit rendah Bumi (LEO).
SpaceX awalnya membayangkan konsep peluncuran kendaraan ITS berdiameter 12 meter pada tahun 2016 yang semata-mata ditujukan untuk transit di Mars dan untuk penggunaan antarplanet lainnya. Pada tahun 2017, SpaceX mengembangkan konsep kendaraan BFR yang berdiameter 9 meter lebih kecil untuk menggantikan semua layanan peluncuran SpaceX baik untuk orbit bumi, orbit bulan, misi antarplanet, dan bahkan berpotensi untuk transportasi penumpang antarbenua di Bumi. Transportasi antarbenua tersebut dilakukan dengan menggunakan kendaraan yang dapat digunakan kembali serta memiliki struktur biaya yang jauh lebih rendah dibanding transportasi konvensional. Penumpang pribadi Yusaku Maezawa telah dikontrak untuk terbang mengelilingi Bulan di Starship pada tahun 2023.
Visi jangka panjang Musk untuk perusahaan adalah pengembangan teknologi dan sumber daya yang cocok untuk kolonisasi manusia di Mars. Dia telah menyatakan minatnya dengan berkata, "I'd like to die on Mars, just not on impact". Satu atau lebih roket setiap dua tahun dapat memberikan basis bagi orang-orang yang tiba pada tahun 2025 setelah peluncuran pada 2024. Menurut Steve Jurvetson, Musk percaya bahwa paling lambat pada 2035 akan ada ribuan roket yang menerbangkan satu juta orang ke Mars, untuk memungkinkan koloni manusia yang mandiri di Mars.
Proyek Lainnya
Pada Januari 2015, CEO SpaceX Elon Musk mengumumkan pengembangan konstelasi satelit baru untuk menyediakan layanan internet broadband global. Pada Juni 2015 perusahaan meminta izin pemerintah federal untuk memulai pengujian sebuah proyek yang bertujuan untuk membangun konstelasi 4.425 satelit yang mampu mengirimkan Internet ke seluruh dunia, termasuk daerah-daerah terpencil yang saat ini tidak memiliki akses Internet. Layanan Internet akan menggunakan konstelasi 4.425 satelit komunikasi yang saling terhubung dalam orbit 1.100 km. Tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas, untuk memungkinkan SpaceX membangun koloni Mars-nya. Pada bulan Februari 2019, SpaceX membentuk perusahaan saudara, SpaceX Services, Inc., untuk melisensikan pembuatan dan penyebaran hingga 1.000.000 stasiun bumi satelit tetap yang akan berkomunikasi dengan sistem Starlink-nya. Pada Mei 2019, SpaceX meluncurkan batch pertama dari 60 satelit di atas Falcon 9 dari Cape Canaveral, FL.
Pada Juni 2015, SpaceX mengumumkan bahwa mereka akan mensponsori kompetisi Hyperloop, dan akan membangun jalur uji subskala sepanjang 1,6 km di dekat markas SpaceX untuk acara-acara kompetitif. Acara kompetitif pertama diadakan di trek pada Januari 2017 dan yang kedua pada Agustus 2017. Dan yang ketiga pada Desember 2018.
Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/SpaceX
Comments
Post a Comment