5 Taman Nasional di Indonesia yang Cocok untuk Dikunjungi
Indonesia adalah negara yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman fauna dan flora ini harus dilindungi dengan baik dari kerusakan-kerusakan yang mungkin akan dilakukan oleh manusia. Salah satu upaya negara untuk melindungi keanekaragaman hayati adalah dengan menetapkan suatu kawasan sebagai taman nasional. Taman nasional adalah kawasan yang digunakan untuk konservasi atau pelestarian alam. Nah, salah satu indikator suatu kawasan ditetapkan sebagai taman nasional adalah bisa dikunjungi oleh masyarakat sebagai sarana edukasi. Yuk, simak beberapa taman nasional di Indonesia yang cocok untuk dikunjungi !
1. Taman Nasional Meru Betiri
| sumber : wikipedia.org |
Taman Nasional Meru Betiri adalah taman nasional yang terletak di Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Kawasan ini ditunjuk sebagai taman nasional sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 58.000 ha. Nama taman nasional ini diambil dari nama gunung tertinggi di kawasan tersebut yaitu gunung Betiri (1.223m). Taman Nasional Meru Betiri dapat diakses baik melalui wilayah Kabupaten Banyuwangi di timur, ataupun melalui Kabupaten Jember di sebelah barat. Yakni melewati tempat-tempat sebagai berikut.:
- Banyuwangi - Jajag - Pesanggaran - Sungai Lembu - Kandangan - Sarongan - Pantai Rajegwesi (pintu gerbang taman nasional) - Sumbersuko - Sukamade. Sukamade adalah wilayah pantai yang terkenal sebagai tempat peneluran penyu.
- Jember - Ambulu - Tempurejo - Curahnongko - Andongrejo (lokasi gerbang taman nasional) - Bande Alit. Bandealit juga merupakan wilayah pantai, yang berlokasi disebuah perkebunan kecil di tengah hutan.
Taman Nasional Meru Betiri memiliki objek wisata petualangan hutan dan pantai. Pantai yang ada banyak yang masih "perawan" karena memang tidak diperkenankan untuk dibangun sarana wisata yang permanen. Taman nasional Meru Betiri merupakan habitat tumbuhan langka yaitu padma Rafflesia zollingeriana yang endemik di Jawa. Tumbuhan pantai yang dapat dijumpai antara lain bakau, api-api, waru, dan juga beberapa jenis tumbuhan obat-obatan. Survei tahun 2008 di daerah Bandealit (Kabupaten Jember) dan Sarongan (Kabupaten Banyuwangi) mengungkap paling tidak ada 27 spesies anggrek di taman nasional ini. Taman Nasional Meru Betiri memiliki satwa dilindungi yang terdiri dari mamalia, dan burung. Satwa tersebut di antaranya adalah musang luwak, monyet kra, macan tutul, kucing kampung, rusa, bajing terbang ekor 9, merak, penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu lekang/ridel.
2. Taman Nasional Alas Purwo
![]() |
| sumber : wikipedia.org |
Taman nasional Alas Purwo adalah taman nasional yang terletak di ujung tenggara Pulau Jawa, persisnya di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. TN Alas Purwo dengan luas 43.420 ha terdiri dari beberapa zonasi, yaitu:
- Zona Inti (Sanctuary zone) seluas 17.200 ha
- Zona Rimba (Wilderness zone) seluas 24.767 ha
- Zona Pemanfaatan (Intensive use zone) seluas 250 ha
- Zona Penyangga (Buffer zone) seluas 1.203 ha.
Keadaan tanah di Alas Purwo hampir keseluruhan merupakan jenis tanah liat berpasir dan sebagian kecil berupa tanah lempung. Sungai di kawasan Taman Nasional Alas Purwo umumnya dangkal dan pendek. Sungai yang mengalir sepanjang tahun hanya terdapat di bagian barat yaitu Sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo. Mata air banyak terdapat di daerah Gunung Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang Srengenge. Secara umum tipe hutan di kawasan TN Alas Purwo merupakan hutan hujan dataran rendah. Hutan bambu merupakan formasi yang dominan, ± 40 % dari total luas hutan yang ada. Sampai saat ini telah tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak, liana, dan pohon. Berdasarkan tipe ekosistemnya, hutan di TN Alas Purwo dapat di kelompokkan menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan. Keanekaragaman jenis fauna di kawasan Alas Purwo secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 kelas yaitu Mamalia, Aves, Pisces dan Reptilia. Mamalia yang tercatat sebanyak 31 jenis, di antaranya yaitu: Banteng, Rusa, Ajag, Babi Hutan, Kijang, Macan Tutul, Lutung, Kera Abu-abu, dan Biawak. Burung yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 236 jenis terdiri dari burung darat dan burung air, beberapa jenis di antaranya merupakan burung migran yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 39 jenis. Jenis burung yang mudah dilihat antara lain: Ayam Hutan, Kangkareng, Rangkok, Merak, dan Cekakak Jawa. Sedangkan untuk reptil telah teridentifikasi sebanyak 20 jenis.
3. Taman Nasional Baluran
![]() |
| sumber : wikipedia.org |
Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di antara wilayah Wongsorejo, Banyuwangi dan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan. Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering. Tumbuhan khas tersebut adalah Widoro bukol, Mimba, dan Pilang. Tumbuhan lainnya yaitu Asam jawa, Gadung, Kemiri, Gebang, Api-api, Kendal, Salam, Kepuh. Di Taman Nasional ini terdapat 26 jenis mamalia, di antaranya adalah Banteng, Kerbau liar, Ajag, Kijang, Rusa, Macan tutul, Kancil dan Kucing bakau. Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran. Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung, di antaranya termasuk burung langka seperti Layang-layang api, Tuwuk asia, Burung merak, Ayam hutan merah, Kangkareng, Burung rangkong, dan Bangau tong-tong.
Taman nasional ini dibagi menjadi beberapa pos pengamatan. Pos di Taman Nasional ini antara lain:
- Batangan. Di sini terdapat peninggalan sejarah berupa goa Jepang, burung merak pada musim kawin (antara bulan Oktober/November) dan berkemah. Fasilitas yang ada di sini antara lain pusat informasi.
- Bekol dan Semiang. Di sini terdapat fasilitas pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, dan burung. Fasilitas yang adadi sini antara lain wisma peneliti, wisma tamu, dan menara pandang.
- Bama, Balanan, dan Bilik. Di sini merupakan lokasi wisata bahari, lokasi memancing, menyelam/snorkeling, dan atraksi perkelahian antar rusa jantan (pada bulan Juli/Agustus) dan atraksi kawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut.
- Manting, dan Air Kacip. Di sini terdapat sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, dan merupakan habitat macan tutul.
- Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Di sini terdapat fasilitas untuk naik sampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, dan lokasi pengamatan burung migran.
- Curah Tangis. Di sini terdapat fasilitas untuk kegiatan panjat tebing dengan tinggi 10-30 meter, dan kemiringan sampai 85%.
Musim kunjungan terbaik ke Taman Nasional Baluran adalah bulan Maret s/d Agustus setiap tahunnya.
4. Taman Nasional Sebangau
| sumber : wikipedia.org |
Taman Nasional Sebangau merupakan salah satu Taman Nasional yang terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia. Posisinya di antara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan. Secara administratif, Taman Nasional Sebangau terletak di Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau & Kota Palangka Raya di provinsi Kalimantan Tengah. Taman Nasional Sebangau mempunyai luas membentang sekitar 542.141 hektare. Adapun kekayaan alam yang dimilikinya meliputi 808 jenis flora, 35 jenis mamalia, 182 jenis burung, dan 54 spesies ular. Jenis-jenis flora yang tumbuh di areal rawa gambut Taman Nasional Sebangau sangatlah spesifik dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi baik dari hasil kayunya maupun hasil non-kayu seperti getah-getahan, rotan, obat-obatan dan lain sebagainya. Beberapa contoh jenis kayu komersial tinggi seperti Ramin, Meranti Jawa, Jelutung, Nyatoh, Bintangur, Kapur Naga, dan lain-lain. Sedangkan untuk jenis fauna yang spesifik di antaranya ada orangutan, Bekantan, Beruang Madu, Owa, Burung Rangkong, Macan Daun, Monyet Ekor Panjang, dan banyak jenis fauna lainnya.
5. Taman Nasional Komodo
![]() |
| sumber : wikipedia.org |
Taman Nasional Komodo terletak di daerah administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan taman nasional ini juga sangat dekat dengan kepulauan Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat. Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan wilayah total adalah 1817 km². Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka. Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk berenang atau menyelam di perairan ini. Pulau-pulau ini aslinya adalah pulau vulkanis. Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1991 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan Indonesia Tengah. Secara administrative termasuk dalam Wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980 dan dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan Biosfer pada tahun 1977 dan juga sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991, sebagai Simbol Nasional oleh Presiden RI pada tahun 1992, sebagai Kawasan Perlindungan Laut pada tahun 2000 dan juga sebagai salah satu Taman Nasional Model di Indonesia pada tahun 2006. Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 ha meliputi wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut dinyatakan sebagai Taman nasional untuk melindungi Komodo yang terancam punah dan habitatnya serta keanekaragaman hayati di dalam wilayah tersebut. Taman lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat beragam yang terdapat disekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di bumi. Taman Nasional komodo terletak di kawasan Wallacea Indonesia. Kawasan Wallacea terbentuk dari pertemuan dua benua yang membentuk deretan unik kepulauan bergunung api, dan terdiri atas campuran burung serta hewan dari kedua benua Autralia dan Asia. Terdapat 254 spesies tumbuhan yang berasal dari Asia dan Australia di Taman Nasional Komodo. Selain itu, juga terdapat 58 jenis binatang dan 128 jenis burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional Komodo memberikan lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini.
Nah itu tadi 5 taman nasional di Indonesia yang cocok untuk dikunjungi. Sebenarnya, masih banyak lagi taman nasional di Indonesia yang tidak kalah cantik dan beragam jenis flora dan faunanya. Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tentu harusnya melindungi agar keanekaragaman hayati ini tetap terjaga.
BTW, kalo ada kesempatan, kalian mau pergi ke taman nasional yang mana nih ?
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Meru_Betiri
id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Alas_Purwo
id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Baluran
id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Sebangau
id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Komodo



Comments
Post a Comment