Fiksi Ilmiah Ternyata Menginspirasi Pengembangan Teknologi

sumber : lithub.com

Di era revolusi industri 4.0 kita semakin merasakan bahwa perkembangan teknologi sungguh sangat pesatnya, kadang-kadang sampai bikin kita mikir "kok bisa gitu ngebuat alat secanggih itu". Nah, sebenarnya darimana sih para ilmuwan ini dapat inspirasi ? Apa mereka observasi tiap hari gitu, brainstroming tiap hari, penelitian tiap hari, atau bikin survei, ya mungkin sih. Tapi kalian tahu ngga sih kalo salah satu sumber ide-ide teknologi canggih yang ada saat ini tuh dari karya-karya fiksi kayak novelnya Jules Verne atau film-film Sci-Fi kayak 2001: A Space Odyssey. Padahal mungkin banyak yang menganggap kalo baca-baca novel fiksi atau nonton film Sci-Fi tuh banyak ngayalnya, sok nerdy banget, bikin pusing, atau dianggap ngga realistis dan buang-buang waktu. Padahal, dari angan-angan dan ide-ide "halu" para penulis novel atau naskah Sci-Fi inilah banyak menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi-teknologi baru. Ya walaupun ngga semua karya fiksi ilmiah ini dapat direalisasikan ke dunia nyata juga sih, tapi memang teknologi di masa depan erat kaitannya dengan dunia Sci-Fi.

sumber : wikimedia.org

Robert H. Goddard pencipta liquid-fueled rocket menjadi tertarik pada luar angkasa di umur 16 tahun ketika ia membaca War of the World yang terbit pada tahun 1898 karangan H.G. Wells. Selain itu, teknologi sensor gerak pada perangkat Microsoft Kinnect juga telah muncul jauh lebih dahulu dalam film 2001: A Space Odyssey karya Stanley Kubricks yang tayang pada 1968. Atau, ada pula “The Communicator” yang digunakan Captain Kirk dalam serial Star Trek yang tayang pada tahun 1966 bisa dianggap sebagai “cikal bakal” sebuah perangkat yang hari ini kita kenal dengan sebutan telepon selular.

Fiksi ilmiah, merupakan inspirasi yang sangat berharga bagi kalangan peneliti. Bagi para generasi muda, fiksi ilmiah bisa menjadi penyemangat mereka untuk masuk ke dalam dunia sains dan teknologi. Seperti halnya, Robert H. Goddard yang tertarik mempelajari luar angkasa akibat membaca novel War of The World. Coba, bayangkan jika Mr. Goddard tidak membaca novel tersebut, mungkin teknologi roket tidak bisa berkembang hingga saat ini.

Bahkan karena ide-ide dari karya fiksi ilmiah yang memang sangat diperlukan, Microsoft, Google, Apple, dan perusahaan besar lainnya membuat semacam kuliah umum yang menghadirkan penulis fiksi ilmiah untuk melakukan presentasi di depan karyawan mereka. Para penulis fiksi ilmiah itu juga melakukan pertemuan tertutup dengan departemen penelitian dan pengembangan di perusahaan-perusahaan tersebut. Lembaga antariksa paling beken di dunia, NASA, atau lebih tepatnya NASA Goddard Space Flight Center juga melakukan kerjasama dengan para penulis fiksi ilmiah. Kerjasama tersebut menghasilkan sebuah publikasi yang diberi judul Pilar to the Sky oleh William R. Forstchen.

Dalam dunia teknologi saat ini, berkembang pula suatu metodologi bernama “design fiction” atau fiksi rancangan. Fiksi rancangan mencoba mengeksplorasi masa depan dalam konteks pandangan masyarakat awamFiksi rancangan dibuat agar orang-orang semangat menyuarakan ide-ide mereka tentang masa depan dalam konteks teknologi. Kebanyakan paten yang dipegang oleh perusahaan-perusahaan teknologi dunia hanyalah sebuah kertas tanpa ada implementasi sungguhan. “Design fiction” digunakan perusahaan untuk mengukur realistis dan tidak realistis suatu barang atau produk yang akan mereka kembangkan.

Nah, jangan remehkan ide-ide konyol, tidak realistis, atau ide absurd terkait masa depan yang ditulis para seniman fiksi ilmiah. Siapa tahu, ide-ide tersebut menjadi pemantik untuk pengembangan teknologi di dunia nyata yang mungkin akan sangat berguna bagi kehidupan manusia di muka bumi ini.

Sumber :
https://tirto.id/fiksi-ilmiah-kerap-menginspirasi-penemuan-teknologi-cjZp

Comments

Popular posts from this blog

Kasus-Kasus Biopiracy yang Pernah Terjadi di Dunia

Materi Partikulat / Particulate Matter (PM)

Meniru Teknologi Alam melalui Biomimikri