Bagaimana Cara Membaca Buku yang Paling Ramah Lingkungan ?
sumber :collegeinfogeek.com |
Pepatah mengatakan kalau buku adalah jendela ilmu. Ya, dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak kita ketahui. Lantas, pernah berpikir ngga sih sebenarnya kan ada banyak cara buat baca buku, mulai dari cara konvensial dengan pinjam buku di perpustakaan atau beli buku di toko buku kesayangaan atau dengan cara yang lebih canggih dengan e-reader, tablet, komputer, atau lewat ponsel pintar kita.
Buku mempunyai dampak terhadap lingkungan juga lho ternyata., baik buku cetak maupun buku digital. Nah, sebenarnya cara membaca buku yang mana sih yang lebih ramah lingkungan. Sebelumnya, kita harus mengetahui dahulu bagaimana dampak buku cetak ataupun e-book terhadap bumi ini.
Bisa nebak kan kenapa buku cetak bisa berdampak buruk pada lingkungan ? Iya betul, karena buku cetak bahan dasarnya kertas yang dibuat dengan pulp kayu. Kayu ini berasal dari hutan, jadi banyak sekali pohon-pohon yang harus ditebang dalam rangka untuk membuat buku-buku cetak. Tapi jangan salah, e-book juga bisa berdampak negatif lho bagi lingkungan. Nah, pilih mana nih kertas atau digital ?
Pilihan mana yang lebih ramah lingkungan ?
sumber : lifegate.com |
Pertama-tama kita harus memperhitungkan seluruh siklus hidup sebuah buku dan menilai setiap fase dari keberadaannya. E-book, sebagaimana banyak perangkat teknologi, diproduksi dengan mineral, sumber tidak terbarukan dan zar-zat toxic. Kita juga harus mempertimbangkan bahwa untuk membuat e-book sejumlah besar listrik terbuang sia-sia dan pengemasan, transportasi, energi yang dikonsumsi saat menggunakan perangkat dan pembuangan produk elektronik juga berbahaya bagi Bumi kita.
Menurut New York Times bahan yang digunakan untuk menghasilkan e-reader sama dengan setidaknya lima puluh buku cetak. Sementara, Dewan Lingkungan Industri Buku (BIEC) lebih optimis karena mengklaim bahwa meningkatnya penggunaan e-reader akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 20 persen pada 2020 dan 80 persen pada 2050.
Di sisi lain, untuk menghasilkan buku cetak konvensional, 27 kg CO2 dipancarkan ke atmosfer dan 24 pohon ditebang. Untungnya, para penerbit semakin berkomitmen untuk menggunakan kertas daur ulang yang bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC) untuk memastikan bahwa bahan baku yang digunakan selama proses pembuatan kertas bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2009, e-book memiliki dampak lingkungan yang lebih besar daripada buku cetak, tetapi ketika sejumlah besar buku kertas dikumpulkan ternyata e-book dinilai lebih ramah lingkungan. Kesimpulannya, apa cara membaca yang paling sustainable?
Caranya adalah dengan membeli buku sesedikit mungkin, baik cetak atau elektronik. Cara membaca yang paling ramah lingkungan adalah meminjam buku-buku dari perpustakaan, membaginya dengan teman-teman, dan membagikan buku-buku yang tidak lagi dibaca ke orang lain. Berbagi adalah kunci agar sumber daya yang digunakan untuk membuat buku bisa dimanfaatkan oleh sebanyak mungkin orang, sehingga bisa mengurangi jumlah produksi buku kertas. Berbagi buku atau saling pinjam-meminjam buku baik secara berkelompok maupun lewat perpustakaan adalah cara paling ramah lingkungan untuk membaca buku.
Sumber :
https://www.lifegate.com/people/news/ireland-440-million-trees
Comments
Post a Comment